Bodoh atau baik
"Hallo, nama saya Billy, umur saya 10th, saya murid baru disini, salam kenal". Di sekolah gue setiap ada murid baru kami selalu menyambutnya dengan ramah, apalagi kalo dia punya banyak mainan, dulu teman sebangku gue namanya glen. Dia punya bnyk banget mainan-mainan ter Up to date, setiap kesekolah dia selalu bawa mainannya, dan emang gue rasa isi tas dia yang ada cuma mainan. Karena setiap belajar dia cuma punya satu buku untuk catatan dia, dan dia gak pernah bawa pensil, apalagi penghapus. Bahkan dia kalau menghapus tulisannya pakek karet.
Dan yang paling ekstrim lagi dia pakek ludahnya sendiri. Gue kadang gak habis pikir sama dia.mungkin air liurnya bisa di produksi dan di padatkan hingga bisa diolah jadi penghapus, dengan begitu dia bakalan jadi pengusaha penghapus dari bahan air liur manusia pertama di bumi, Tapi dia tetep kawan sejati gue karena dia pernah ngasih gue robot gundam dia yg udah patah kakinya, gue seneng walaupun patah masih bisa di lem yah walaupun gundamnya agak pengkor tapi gak apa.
waktu kenaikan sebelumnya glen tidak naik kelas, karena nilainya buruk semua, ya wajar sih soalnya yang dibawa dia waktu sekolah bukan buku atau alat tulis, tapi mainan semua, gue kehilangan glen, karena siapa lagi yang mau ngasih atau minjemin mainan-mainan ter Up to date. Ditambah lagi dia juga pindah sekolah karna tinggal kelas itu, gue sedih banget biasanya gue sama dia becandaan bareng, pulang bareng, apalagi kalau lagi istirahat ke kantin bareng, ya walaupun gue gk jajan sih, paling cuma minta minum sama ibu-ibu kantin terus gue dimarahin "ris kamu ini beli nggak tapi minta minum". Dan kalau hati gue terluka karena ucapan ibu kantin. Glen yang menghibur gue dengan mainan-mainannya.
"Billy kamu duduk disamping Aris ya, itu yg dipojok sendirian, yang melamun". Perintah guru gue
"Iya bu,terimakasih"
Si billy pun menuju kursi gue, "hai salam kenal".
"Hai juga, gue aris "
Dia berambut hitam dengan cukuran agak cepak, berkulit sawo matang, hidungnya agak pesek, matanya agak besar, dan saat dia trsenyum dia masih dalam proses penanggalan gigi susunya.
Awal perkenalan gue sama dia terasa biasa aja, gue sama dia pun hanya diam saja
Kesokan harinya pas gue masuk kelas, dia udah duduk di kursi, "hai bill rajin banget udah duluan" basa basi sih biar gak garing aja, "iya nih ris".
Gue pun langsung meletakan tas di dalam laci dan langsung duduk. Karena pelajaran sebentar lagi dimulai.Seperti biasa sebelum pelajaran dimulai gue udah nyiapin buku dan alat tulis, supaya nanti kalau ad yang ketinggalan gue bisa sempet minjem sama temen-temen. "Duh pensil gue ketinggalan lagi", "nih gue ada ris, pakek aja dulu", sahut billy. "Eh serius, makasih ya gue pinjem dulu, nanti pas pulang gue balikin ya", "iya ris gpp kok pakek aja".
Setelah selesai pelajaran, kami coba saling mengenal, ternyata dia anak pertama dari dia bersaudara, adik dia masih umur 2th. Ayahnya bekerja di kepolisian, ibunya pedagang pakaian dipasar,dia pindah ke sini karena bokapnya dipindah tugaskan disini, sebelumnya dia tinggal di kota manado, dan juga punya rumah disana, disini dia tinggal di perumahan dinas kepolisian. Setelah saling cerita, dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, "nih ris mau nggak", disodorkannya kotak bekal berisi bolu, " mau dong, bner nih gpp, gue makan ya, semuanya", "eh jangan dong nanti gue gimana, kalo nggk gini aja, lu tiga gue satu, gpp kok","eh nggk bercanda tau, masa iya gue setega itu, hahahaha". Kami pun tertawa bersama.
Sejak kejadian itu, gue ngerasa cocok sama dia, bukan sebagai pasangan. Tapi sahabat, dia pengganti glen sahabat gue yang telah hilang karena tidak naik kelas, dia baik banget sama gue,saat gue lupa bawa pensil selalu dipinjemin sama dia, kalaupun dia cuma bawa 1 pensil dia rela minjemin sambil ganti-gantian, begitu juga kalau gue kekurangan uang jajan, bekal dia dikasih setengahnya buat gue. Gak cuma ke gue, diajuga baik sama yang yang laennya, saking baiknya dia kadang suka ngorbanin dirinya buat temennya. Dan hebatnya dia gak pernah mengeluh atau menyesal dengan perbuatannya, dia emang terlalu baik.
"Ma, aku main ya ketempat temen aku si billy, aku diajak kerumah dia nemenin dia, soalnya dia sendirian dirumah, gpp ya ma !", teriak gue dari kamar.
"Billy temen baru yang kamu ceritain itu ya, anak baru, yaudah main sana tapi jangan malam-malam pulangnya."
"Iya ma tenang aja,ocle".
"Kalau pulang malam, kamu tidur diluar !!"
Iya nyokap emang gitu orangnya. Suka kawatiran banget. Untung selama ini gue gak pernah tidur diluar karna, kata bokap kalau sampai tidur diluar bakalan di culik sama genderuwo. Jadi pada dasarnya gue lebih takut setan daripada nyokap.
"Ma, aku berangkat!",
"Iya hati-hati ya sayang".
Sambil berlari ke depan pintu memperhatikan kearah mana gue berjalan sambil berteriak kencang
"JANGAN PULANG MALAM !!".
Sampai-sampai semua orang memperhatikan nyokap gue. Gue pun pergi tergesa-gesa. Takut dikira maling karena diteriakin nyokap.
Hari libur ini gue diajak sama billy maen kerumahnya kebetulan orang tuanya lagi gk dirumah selama beberapa hari, ayah ibunya pergi ke kota untuk berobat adiknya yang sedang sakit cacar, tentu saja billy menjaga rumah sendirian, makan-makan sendiri, tidur-tidur sendiri, cuci baju sendiri semuanya sendiri. Dasar Jomblo.
Tapi gue kagum, dia bisa semuanya atau mungkin bisa dibilang berani untuk anak sepantaran gue saat itu. Gue aja belum bisa, gue ditinggal dirumah sendirian aja bawaanya ketakutan sendiri bahkan kalau disuruh jaga rumah gue malah gak masuk rumah. Gue duduk diteras sampai nyokap/bokap balik. Apalagi masak, gue masak mie rebus aja gosong.
Billy emang anak yang rajin baik mandiri dan bisa dipercaya. Jadi wajar orang tuanya percaya banget sama dia, kalaupun ada apa-apa toh keluarga dia juga gak jauh dari tmpat dia tinggal.
Rencana hari ini gue kerumah billy adalah, main game,baca komik dan bermain badminton sampai sore.
Setelah sampai depan rumahnya gue berhenti sejenak melihat sekeliling. Rumahnya rapih, halamannya banyak ditumbuhi bunga-bunga dan tanaman sayuran. Cocok banget untuk adegan lari-larian rahul dan kajol.
"Billy !!!"
"Iya ris masuk aja gak apa-apa"
"Sendalnya dibuka gak nih bil ?"
"Terserah ris dipakek juga gak apa-apa tapi nanti kita nyapu bareng ya. ".
Akhirnya gue memutuskan untuk melepas sandal hijau swallow gue. Karena gue gak mau rencana kita berubah menjadi nyapu seharian.
Gue pun disambut. Saat gue masuk rumahnya begitu silau, bahkan mata gue seperti tak mampu terbuka, pupil mata pun tak sanggup menahan cahaya kilau bersihnya rumah billy.
"Gila bill, ini lu semua yang ngerjainnya, bersih banget"
"Iya ris, semua ini hasil karya gue" hahahahha
Kami pun tertawa. Gue seneng banget hari itu. Kami pun segera melakukan rencani gila kami, kami main game nintendo saat itu, dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang.
"Ris lu laper gak ?",
"Hahaha iya bill, untung kita saling mengerti ya". Gue tersenyum malu
"Yaudah bentar ya gue masak lu main aja dulu"
"Eh gue bantu aja deh. Biar seru, emang mau masak apa bill?"
"Masak sosis aja ya, yang gampang biar tinggal goreng aja nih "
"Yaudah enak tuh, yuk"
Kami pun memasak, walaupun 75% kgiatan dia yang melakukan mulai dari, menghidupkan kompor, menuangkan minyak, menggoreng, meniriskan, tapi setidaknya gue membantu mengambil sosisnya dari kulkas dan menyiapkan piring.
Setelah selesai kami langsung makan dengan lahapnya. Saking lahapnya rasa-rasanya gue gak mau pakek sendok dan tangan lagi.
"Bill sosis lu enak banget, lu jago masak ya". Kata gue, padahal sosis itu sebenernya nggak susah buat dimasak, tinggal digoreng aja. Mungkin karena waktu itu gue masih sangat lugu.
Setelah selesai makan, billy pun mencuci piringnya dan merapihkan kembali semua peralatan dapurnya.
Kamipun menuju ruang tv lagi dan melanjutkan main game hingga jam 3 sore. Tiba-tiba ada suara yang berasal dari gerbang depan rumah billy, kami pun langsung mengintip dari pintu depan. Ternyata si ibu-ibu penjual bayam. "Mas bayem,kangkung, sawinya mas". Jelas ibu itu dengan nada nyaring. Tpi terlihat kelesuan diwajahnya. "Oh iya bu saya pesen bayemnya 2 ikat aja" billy pun segera masuk kedalam rumah untuk mengambil uang. Gue pun menyusul dia kebelakang. "Bill lu buat apa beli bayem ?, emang bisa masaknya ?, elu bisa numis bayem, hebat lu bill". Tanya gue terkagum-kagum.
Saat itu dia hanya tersenyum, dan pergi kedepan lagi untuk memberi uang, dan uang itu ditukar dengan 2 ikat bayam segar, "makasih ya nak". Sembari trsenyum tipis nenek itu pergi lagi untuk brjualan di panasnya matahari jam 1 siang.
"Bill lu beli bayem buat apa ? Lu emg bisa masak ? ", tanya gue lagi. "Gak ris kasian aja nenek itu, gue gk tega liatnya, makanya gue beli." ,
"lah terus bayemnya mau diapain dong?"
"Ya ditarok di kulkas aja nunggu ada yg bisa masak. Hehehehe".
"Eh, langsung dimakan aja bisa gk sih bill ?, kayak di film popaye itu."
"Ya bisa ris, mkan aja gpp kok pling juga masuk puskes ris ".
Iya bener gue emang sebodoh itu dalam membuat pertanyaan saat masih kecil, tapi itu yg membuat kami selalu tertawa bersama.
Setelah selesai kami pun tidak jadi bermain badminton dikarenakan hujan, sambil menunggu hujan deras, gue dan bili duduk di teras depan rumah sambil bergosip tentang tetangga gue yang suka mabuk-mabukan, dalam seusia itu kami trnyata sangat pintar bergosip. Jika kami lnjutkan mungkin kami sekarang bisa jadi presenter kondang acara gosip seperti fenny rose.
Setelah beberapa menit, tampak dari kejauhan terlihat sosok seorang wanita membawa payung, yg tampak hitam karena membelakangi cahaya matahari yg akan terbenam, sesaat semakin dekat ternyata dia nyokap gue, ya gue dijemput, mungkin nyokap curiga sama gue dia takut gue bohong, ya namanya juga wanita bawaanya suka curigaan gitu deh, hahahahaha.
Gue pun dijemput nyokap dan nyokap gue mengucap terimakasih sama bili karena dia mau berteman sama gue.
"Ma, tadi si billi beli bayem 2 ikat, tpi gk dimasak, katanya dia beli karena kasihan sama yg jual, itu maksudnya gimana sih ma ?, dia tu baik banget apa bodoh ya ma ?". Tanya gue saat perjalanan pulang. Oh sungguh berdosanya gue saat itu bertanya seperti itu tentang billi
Saat nyokap gue menjawab dan menjelaskan, gue gk mendengarkan, karna gue malah maen becekan, gue injek-injek biar nyiprat kemana-mana, dan gue di jewer pada akhirnya. Karna sendal gue ketinggalan di dalam kubangan air, dan hilang bak ditelan bumi, hingga sekarang pun masih menjadi misteri.
Setelah bertahun-tahun lamanya, menjalani kehidupan ada hal yg gue inget. Yaitu penjelasan nyokap gue yang gue tanya disaat hujan itu.
"Baik atau bodoh itu hanya bagaimana kita melihatnya, kadang orang yang sangat baik akan terlihat bodoh di mata beberapa orang, tapi kadang juga saat kita terlalu baik kita memang menjadi bodoh, tapi kebaikan bukanlah bodoh yang sebenarnya, bodoh yang sebenarnya adalah saat kita mampu, dan memiliki kesempatan untuk berbuat baik, tapi kita tidak melakukannya.
No comments:
Post a Comment